Demam Cinta (Edisi Perumpamaan Cinta)

Hehe, ketemu lagi nich. Kali ini aku mau bawain tema yang judulnya perumpamaan cinta. Sesuai dengan judulnya, tulisan kali ini akan membahas mengenai perumpamaan / pengibaratan cinta. Lumayanlah buat senjata untuk ngerayu 😛. to de point aja ya….

“Cinta seperti api, kita tidak tahu apakah ia akan menghangatkan atau membakar kita.(Joan Crawford).

“Cinta laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus maka dari embun itu tumbuh kejahatan, kebohongan, kecurangan, perselingkuhan dan perbuatan-perbuatan tercela. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, budi pekerti yang tinggi dan hal-hal lain yang terpuji(Hamka).

“Cinta ibarat hiasan keramik antik, ia sukar ditemui, sukar diperoleh tapi mudah untuk jatuh berderai.

“Cinta laki-laki bagaikan gunung, ia besar tapi konstan dan (sayangnya) juga rentan. Ada saat ketika ia meletus memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya .

“Cinta perempuan seumpama kuku, hanya seujung jari tapi tumbuh per-lahan2, diam2 dan bertambah terus-menerus. Jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi.

“Cinta laksana api yang dingin. Siapa yang mendekatinya tidak akan terbakar, tetapi terperangkap ke dalamnya

“Cinta ibarat sebuah telaga tanpa dasar.

“Cinta yang tak berbalas itu bagaikan layang2 putus dari talinya.

Kata Kunci: demam cinta, perumpamaan cinta, ibarat cinta

Leave a Reply